CERITA RAKYAT AJIBARANG

BANGSADRANA DAN MBAH KIBAN

ASLI PENDUDUK  AJIBARANG

SANG PENAKLUK KALI SUSUKAN  

Banyak sekali orang jaman dahulu yang mempunyai ilmu bela diri dan ilmu kanuragan. Dari ilmu ilmu yang tersohor  mulai dari ilmu Pancasona yang tubuhnya akan menjadi kuat dan sakti tubuhnya kebal jika di serang musuh, ilmu rawa rontek yang sangat kebal akan senjata tajam bahkan jika pemilik kesaktian ini kepalanya putus, bisa tetap hidup asalkan kepalanya terjatuh ke tanah, ilmu halimun, ilmu rengkah gunung, sambar petir dan masih banyak lagi ilmu ilmu yang lainnya.

Mungkin pada masa itu ilmu kebal sangat dibutuhkan yah. Karena jaman dulu masih jaman kekuasan atau  jaman kerajaan dan Indonesia juga pernah dijajah Belanda jadi sangat di butuhkan buat orang orang terdahulu dalam rangka berjuang melawan penjajah. Oleh karena itu memunculkan pendekar pendekar  dari seluruh pelosok daerah. Jaman dulu banyak sekali menjumpai orang orang yang mempunya ajian ajian atau ageman, sehingga bisa mempunyai kelebihan. Belum lagi zaman Wali Songo santri santrinya juga di bekali ilmu kanuragan, walaupun utamanya adalah  ilmu tauhid dalam penyebaran agama Islam.

Naah kalau cerita yang satu ini juga khususnya masyarakat Ajibarang hampir semua sudah mengetahui, terlebih masyarakat era zaman sebelum kemerdekaan hingga ke generasi sekarang  era milineal cerita ini masih banyak terdengar, menceritakan babat pembuatan kali susukan Tojong Ajibarang.

Pada kesempatan ini saya akan menceritakan secara singkat tentang jasanya mbah Kiban asal Ajibarang Kulon. yang mungkin masih banyak yang tidak tahu cerita tentang Mbah Kiban. Padahal di masa hidupnya beliau besar kecilnya ikut andil dalam mengawal babat pembuatan kali susukan Tonjong atau membuat irigasi dari jembatan Tonjong sampai ke KUD Ajibarang, membelah batu dan membelah bukit di Wungkalbangkong.  Dalam waktu semalam konon ketika membelah batu harus berhadapan dulu dengan penunggu batu tersebut. Singkatnya beliau menang dan pembuatan irigasi berjalan dengan lancar, hingga sekarang dapat di gunakan untuk petani Ajibarang grumbul itu. Mbah bangsa drana yang memprakarsai awalnya dan Mbah kiban juga ikut bersama sama di garda terdepan.

Menurut pengakuan cerita dari Eyang Kartam asal Tambakan yang lahir tahun 1943, Mbah Kiban dan Mbah bangsa drana  bersama sama menjadi penggerak warga dalam pembuatan  irigasi untuk mengairi persawahan. Untuk masalah penunggu atau yang mengganggu atau makhluk halus bagiannya Mbah bangsadrana dan Mbah Kiban. Untuk yang sulit sulit di pegang Mbah Kiban. Konon sampai ada pertempuran melawan penunggu bukit Wungkal bangkon, pada akhirnya terjadi perkelahian dengan jin penunggu bukit sampai ahirnya menang dan jin penunggu bukit menyerah. Berkata si jin dan meminta ampun kepada Mbah Kiban untuk di lepaskan. Tetapi Mbah Kiban tidak serta merta langsung melepaskan. “Berjanjilah… Jangan mengganggu lagi dan jangan mengganggu anak keturunanku sampai tujuh turunan.” ujar Mbah Kiban. Konon ada kode jika kita mau melewati tempat yang angker atau menyebrangi kali di jawab “HUM aku anak turun Mbah Kiban Jo ngganggu” setelah membaca bismillah khususnya yang masih keturunan Mbah Kiban tujuh turunan pasti sudah tau semua.

Kelebihan Mbah Kiban lainnya adalah bisa masuk ke dalam kedung atau sungai yang dalam dengan   membawa obor. Obor blarak kering atau daun kelapa namun apinya tidak mati. Mungkin Mbah Kiban juga mempunyai ilmu inti lebur sakheti. Kesaktiannya ini mampu membuat pemiliknya bisa menyembuhkan penyakit aneh, seperti akibat guna guna atau santet, bahkan seseorang yang memiliki kesaktian ini mampu membunuh jin dan setan jahat. Maka dari itu bukan hanya manusia yang takut akan kesaktian ini tapi bangsa jin pun sangat ketakutan. Makam Mbah Kiban ada di Wungkalbangkong Ajibarang Wetan dan makamnya sekarang tidak terjaga sudah tertutup tanah nisannya, padahal beliau tokoh masyarakat yang perlu di rawat makamnya. Saya pernah ke tempat makam umum Wungkal bangkong untuk mencari tahu dan disana bertemu dengan Eyang Kartam. Eyang Kartam hanya menunjukkan kalau makamnya sudah tertutup tanah dan semak belukar.

Berikut silsilah anak anak mbah kiban dari empat saudara

MBAH KIBAN

PUTRA I DJAYA BESARI Punya anak 11PUTRA II SURYANOM Punya anak 3PUTRI III NI NYADEMPUTRA IV NGALIANOM

            Salinan                        I.Surya besari

            belum                          II.Nurya/Susah (punya anak 4)

            selesai                         III.Nitalem istri Tirta besari(punya anak 7)

Sumber keterangan dari bapak Rohmat Bin Charis Bin Mad Muslim dan Bapak Ach. Mahfuri Ajibarang Kulon.

Penyalin atau penulis Abdul Rosadi Pancasan Bin Warsito bin Syahri bin Tirta Besari (suami ni talem binti suryanom bin Mbah Kiban).

Sekian dulu bila banyak kata atau cerita kurang pas mohon maaf yang sebesar besarnya. Mudah mudahan bisa bermanfaat dan  bisa di lengkapi. Saran dan kritik  akan kami tampung dan kami lengkapi. Terimakasih.

Sesi ini hanya menceritakan tentang Mbah Kiban… Untuk cerita selanjutnya dan cerita tentang Mbah Bangsadrana akan kita bahas di next sesi… Sekian dan terima kasih.